Borobudur - Magelang memiliki kegiatan rutin untuk menemani masyarakatnya bermalam mingguan yang disebut dengan Borobudur Car Free Night. Selain sebagai wadah promosi produk UMKM, kegiatan ini juga menjadi tempat seniman dari sekitar kawasan candi Borobudur untuk menampilkan karya-karyanya. Seni tari dan musik telah menjadi pertunjukan khusus yang ditampilkan untuk menghibur masyarakat yang datang. Pada Sabtu, 20 Juli 2024, terdapat panggung kecil yang difasilitasi untuk pertunjukan musik pop dan kesenian Tari Dayakan serta Tari Warok dari Brayat Seni Genito Windusari.
Dayakan merupakan salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari masyarakat Desa Panusupan, Kabupaten Purbalingga. Tarian ini berlatar belakang pada sejarah perjuangan leluhur Desa Panusupan yang berjuang melawan penjajah dari Jepang. Sedangkan, Tari Warok merupakan tarian yang berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Tari Warok tidak bisa terlepas dari kesenian Reog Ponorogo. Dalam pementasannya, warok digambarkan dengan seseorang yang sedang berlatih ilmu kanuragan atau ilmu yang berfungsi sebagai alat untuk menjaga diri secara supranatural, mencakup kemampuan kekebelan diri terhadap ancaman dan bahaya yang dapat merenggut nyawa sekalipun.
Sebelum pentas, biasanya setiap sanggar yang akan tampil di Borobudur Car Free Night diharuskan untuk mendaftar terlebih dahulu karena adanya penentuan jadwal di setiap minggunya. Pertunjukan-pertunjukan seni seperti ini tidak hanya dilaksanakan di Borobudur saja, tetapi menyasar keseluruh wilayah Kabupaten Magelang dan tentunya kesenian yang ditampilkan berbeda-beda jenisnya. Tujuan diadakan pertunjukkan serentak ini untuk mengenalkan dan melestarikan kebudayaan daerah ke masyarakat lokal maupun pendatang. Antusiasme masyarakat Borobudur dengan pertunjukan ini masih tergolong tinggi, dilihat dari anak-anak kecil yang mengikuti gerak-gerakan penari saat pertunjukkan seni tersebut berlangsung.